Informasi adalah sesuatu yang membuat pengetahuan kita berubah, yang secara logis mensahkan perubahan, memperkuat atau menemukan hubungan yang ada pada pengetahuan yang kita miliki. Definisi ini memberikan pengertian bahwa informasi dapat mengubah pengetahuan yang dimiliki seseorang, bisa mengganti pengetahuan yang dimiliki seseorang, bisa mengganti pengetahuan yang dimilikinya atau justru memperkuat dan menambah pengetahuan yang dimiliki seseorang.
Fenomena melimpahnya informasi di masyarakat menyebabkan masyarakat harus mengelola informasi lebih baik dari sebelumnya. Dalam proses berusaha inilah, masyarakat membentuk perpustakaan sebagai sebuah pusat informasi. Perpustakaan berfungsi untuk mendapatkan, mengolah, mendistribusikan sekaligus menyimpan informasi tersebut dengan harapan agar bisa digunakan dikemudian hari.
Akan tetapi dengan semakin lajunya arus informasi, manusia terus menerus mengembangkan teknologi yang berkaitan dengan proses mendapatkan, mengolah, mendistribusikan dan menyimpan seperti yang tersebut diatas. Sejak mulai diciptakannya komputer sebagai mesin penyimpan dan pengolah data, internet sebagai media distribusi informasi, lalu terciptanya mesin-mesin pencari informasi, kesemuanya membuat peran perpustakaan semakin terkesampingkan.
Saat ini pemustaka (pengguna perpustakaan) diberikan pilihan untuk menggunakan perangkat ICT mereka dimana saja, di kampus, tempat kost, kafe, atau di bawah pohon rindang sekalipun untuk dapat mengakses beragam informasi yang mereka butuhkan, lalu mengapa mereka harus pergi ke perpustakaan? Para pengambil kebijakan institusi pendidikan menuntut pertanyaan ini untuk segera dijawab, sebelum diambil keputusan perpustakaan dijadikan hanya sebagai gudang koleksi kuno. Banyak pakar menegaskan bahwa perpustakaan virtual akan menggantikan perpustakaan fisik, lalu timbul pertanyaan, apakah Perpustakaan sebagai sebuah tempat (library as a physical place) tidak lagi menjadi komponen penting dari suatu institusi akademik?
Fenomena melimpahnya informasi di masyarakat menyebabkan masyarakat harus mengelola informasi lebih baik dari sebelumnya. Dalam proses berusaha inilah, masyarakat membentuk perpustakaan sebagai sebuah pusat informasi. Perpustakaan berfungsi untuk mendapatkan, mengolah, mendistribusikan sekaligus menyimpan informasi tersebut dengan harapan agar bisa digunakan dikemudian hari.
Akan tetapi dengan semakin lajunya arus informasi, manusia terus menerus mengembangkan teknologi yang berkaitan dengan proses mendapatkan, mengolah, mendistribusikan dan menyimpan seperti yang tersebut diatas. Sejak mulai diciptakannya komputer sebagai mesin penyimpan dan pengolah data, internet sebagai media distribusi informasi, lalu terciptanya mesin-mesin pencari informasi, kesemuanya membuat peran perpustakaan semakin terkesampingkan.
Saat ini pemustaka (pengguna perpustakaan) diberikan pilihan untuk menggunakan perangkat ICT mereka dimana saja, di kampus, tempat kost, kafe, atau di bawah pohon rindang sekalipun untuk dapat mengakses beragam informasi yang mereka butuhkan, lalu mengapa mereka harus pergi ke perpustakaan? Para pengambil kebijakan institusi pendidikan menuntut pertanyaan ini untuk segera dijawab, sebelum diambil keputusan perpustakaan dijadikan hanya sebagai gudang koleksi kuno. Banyak pakar menegaskan bahwa perpustakaan virtual akan menggantikan perpustakaan fisik, lalu timbul pertanyaan, apakah Perpustakaan sebagai sebuah tempat (library as a physical place) tidak lagi menjadi komponen penting dari suatu institusi akademik?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar